Powered By Blogger

Rabu, 28 April 2010

Artikel Tesisku

Ikin Zaenal Mutaqin, 2009. PENGEMBANGAN PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMR BERBANTUAN CD INTERAKTIF PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII.
Abstraks
Kata kunci : Pengembangan, Pendekatan PMR, dan CD Interaktif
Rendahnya hasil belajar matematika pada siswa SMP telah mendorong para peneliti dan praktisi pendidikan untuk terus menerus melakukan usaha perbaikan dalam bidang pendidikan. Salah satunya adalah selalu berupaya mengembangkan perangkat pembelajaran, sehingga diperoleh perangkat pembelajaran yang dapat mengkondisikan pembelajaran menjadi bermakna, kontektual, dan tidak membosankan. Pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah (1) Bagimana pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD Interaktif pada materi persamaan linear satu variabel kelas VII yang valid? (2) Apakah pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD Interaktif di kelas VII efektif?
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan menghasilkan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR pada materi persamaan linear satu variable berbantuan CD interaktif pada materi persamaan linear kelas VII yang valid dan efektif. Pengembangan dilakukan melalui tahap investigasi awal (preliminary investigation) tahap perancangan (design), tahap realisasi/konstruksi (realization/ konstruction), tahap pengujian, evaluasi dan revisi (test, evaluation, and revision), dan tahap implementasi (implementation). Tahap pengujian, evaluasi dan revisi dan implementasi dilakukan di SMP Negeri 1 Pasekan Kabupaten Indramayu.
Hasil pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR pada materi persamaan linear satu variabel kelas VII menunjukkan hasil validasi dari para ahli diperoleh: RPP, LKS, BAS, THB dan CD Interaktifyang dirancang baik atau valid. (validasi RPP = 4,20: validasi LKS = 4,00: validasi BAS = 3,80: validasi THB = 4,18: dan validasi CD Interaktif = 3,87, pada rentang skala 1 – 5). Dengan demikian perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD Interaktif pada materi PLSV kelas VII valid. Khusus untuk perangkat THB sebelum diimplementasikan diujicobakan terlebih dahulu di kelas kontrol untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Diperoleh hasil semua soal valid dan reliable, dan dipenuhi tingkat kesukaran yang bervariasi : mudah, sedang dan sukar, serta daya pembeda yang cukup dan baik. Implementasi dilapangan perangkat pembelajaran yang sudah valid dihasilkan perangkat yang efektif dengan variabel keaktifan dan keterampilan proses, yaitu mencapai tuntas belajar, adanya pengaruh keaktifan dan keterampilan proses terhadap hasil belajar dan ada perbedaan antara kelas kontrol dan kelas implementasi.
Setelah dilaksanakan inplementasi diperoleh kesimpulanbahwa siswa mencapai tuntas belajar dengan KKM = 65 diperoleh ketuntasan 79,8. Terdapat pengaruh keaktifan dan keterampilah proses terhadap hasil belajar siswa sebesar 79,3%. Terdapat perbedaan antara kelas kontrol (66,7) dan kelas implementasi (78,0). Sehingga dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD interaktif dapa materi PLSV kelas VII valid dan efektif.

A. Pendahuluan
Matematika adalah salah satu pelajaran yang dikembangkan di seluruh negara di dunia ini. Ini tidak terlepas dari sifatnya sebagai pelayan ilmu pengetahuan yang lain. Matematika juga telah banyak memberikan sumbangan dalam perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak konsep dalam matematika yang erat sekali kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Menurut kurikulum depdiknas tujuan umum diberikannya mata pelajaran matematika di SMP sesuai Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai serikut.
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah.
Sebagai implikasi dari penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tersebut maka guru matematika diharapkan dapat melakukan penyesuaian atau perubahan terhadap pendekatan dalam menyajikan matematika kepada para siswanya. Guru matematika diharapkan bersedia meninggalkan pendekatan pengajaran matematika pola lama yang sekiranya sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada penataan nalar siswa.
Pembelajaran matematika realistik adalah suatu bentuk pendekatan dalam pendidikan matematika yang telah dikembangkan di Belanda oleh Freudenthal. Pengembangan model pembelajaran ini dilakukan dengan mendasarkan pada filosofi yang memandang matematika sebagai hasil kegiatan atau aktivitas manusia. Implementasi pandangan ini adalah sebuah bentuk pembelajaran matematika sekolah yang menganut pada prinsip re-invention atau “penemuan kembali”. Menurut Soedjadi (2001: 2), pembelajaran matematika realistik tidak diawali dengan memberikan definisi dan teorema, diikuti contoh penggunaannya dan pemberian masalah sebagai bahan latih siswa menerapkan definisi atau teorema itu, tetapi pengajaran matematika yang dirancang dengan memanfaatkan realistas dan lingkungan yang dipahami siswa. Yang dimaksud dengan realitas tersebut adalah hal-hal nyata atau konkret yang dapat diamati atau dipahami siswa lewat membayangkan. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan tersebut adalah lingkungan tempat siswa berada. Pemanfaatan realitas dan lingkungan tersebut diwujudkan dalam bentuk soal cerita yang harus dipecahkan siswa. Dalam kegiatan pemecahan masalah ini dimungkinkan munculnya aktivitas matematisasi horisontal dan matematisasi vertikal. Matematisasi horisontal adalah proses transformasi masalah yang dinyatakan dalam bahasa sehari-hari ke bahasa matematika. Sedangkan matematisasi vertikal adalah proses dalam matematika itu sendiri. Dengan dorongan dan arahan guru, para siswa diberi kebebasan beraktivitas untuk menyelesaikan masalah tersebut yang bermuara pada penemuan kembali atau pengkonstruksian sifat, definisi, teorema atau aturan oleh siswa sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pembelajaran matematika realistik adalah sebuah pendekatan yang mempunyai peluang untuk diterapkan dalam upaya perbaikan mutu pendidikan matematika di Indonesia seiring dengan pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sebagai sebuah pendekatan yang memang benar-benar baru, pembelajaran matematika realistik tidak dapat serta merta atau otomatis berjalan lancar tanpa hambatan. Pada awal pelaksanaannya diperlukan sejumlah penyesuaian baik pada tataran konsepsional maupun operasional, karena ada beberapa prinsip dan karakteristik dari pendekatan ini yang merupakan hal baru bagi guru maupun siswa di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagimana pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR yang dikemas dalam CD Interaktif pada materi persamaan linear satu variabel kelas VII yang valid?
2. Apakah pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR yang dikemas dalam CD Interaktif pada materi persamaan linear satu variabel kelas VII efektif?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Diperoleh pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD interaktif pada materi persamaan linear satu variabel kelas VII yang valid.
2. Untuk mengetahui bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan PMR berbantuan CD Interaktif pada materi persamaan linear kelas VII efektif.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis, adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
• Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi para guru dalam memilih perangkat pembelajaran.
• Menambah wawasan baru yang dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya matematika.
• Menambah khazanah karya ilmiah dalam mata pelajaran matematika.

2. Manfaat Praktis
• Hasil penelitian ini dapat dijadikan pikiran bagi para guru, khususnya guru matematika untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya memalui model pembelajaran yang bervariatif.
• Sebagai contoh perangkat pembelajaran matematika materi sistem persamaan linear yang mengacu pada pendekatan PMR. ini dapat memberikan alternatif kepada guru-guru SMP dalam memilih pendekatan pembelajaran yang diinginkan.
E. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran, diberikan batasan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) menurut Soedjadi (2001:3) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah kontektual sebagai langkah awal, siswa mengorganisasikan masalah dan mencoba mengidentifikasi, menginterpretasikan dan menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri berdasar pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, serta sesuai dengan prinsip dan karakteristik PMR.
2. CD Interaktif menurut Wibawanto (2004:12) merupakan salah satu multimedia berupa keeping CD yang berisi teks/angka, gambar, dan suara serta animasi sehingga dapat memberikan aksi/respon, dikemas dan dioperasikan dengan computer, kemudian dapat digunakan dalam proses pembelajaan.
3. Aktivitas belajar matematika menurut Sunaryo (2003:27), adalah proses komunikasi antara siswa dan guru dalam lingkungan kelas baik proses akibat dari hasil interaksi siswa dan guru, siswa dengan siswa sehingga menghasilkan perubahan akademik, sikap, tingkahlaku dan keterampilan yang dapat diamati melalui, perhatian siswa, kesungguhan siswa, kedisiplinan siswa, keterampilan bertanya/menjawab siswa.
4. Prestasi belajar menurut Tirtonegoro (dalam Yasa 2001:43) adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam p/‘eriode tertentu.
5. Menurut Syah (dalam Sukestiyarno 2006), dijelaskan keterampilan berproses disini dimaksudkan kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku proses aktif yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan strategi pembelajaran yang disusun untuk mencapai hasil tertentu. Selanjutnya dijelaskan bahwa keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik saja melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif.
6. Suatu perangkat pembelajaran dikatakan valid jika memenuhi dua kreteria yaitu: (1) pembelajaran yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat (2) terdapat konsistensi internal, strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.(Nieveen (dalam trianto,2007).
7. Efektif menurut Alpiyah (2008). adalah dapat membawa hasil, dan berhasil guna. Sedangkan menurut Diyono (2008: 6). Efektifitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan atau tingkat pengaruh dari suatu perlakuan, yaitu tingkat keberhasilan strategi pembelajaran yang diterapkan mampu membangkitkan motivasi siswa dan memunculkan ketrampilan proses siswa, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, sehingga tercapai standar ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan sekolah. Jadi efektifitas proses pembelajaran ditentukan oleh : (1) ketuntasan belajar (ditandai dengan keaktifan, motivasi, ketrampilan proses, dan prestasi), (2) ada tidaknya perbedaan prestasi belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen, (3) adanya pengaruh variabel bebas (x1 dan x2) yang diterapkan pada kelas eksperimen terhadap hasil belajar (variabel terikat y) materi tertentu.

F. Kajian Pustaka
1. Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Menurut Plomp
Dalam kaitannya dengan pengembangan model pembelajaran tertentu, Plomp (1997) mgajukan suatu model yang bersifat lebih umum dalam merancang pendidikan (termasuk pembelajaran). Ada 5 tahap yang dilalui dalam pengembangkan model, yaitu.
(a) Tahap Pengkajian Awal
Tahap ini merupakan tahap analisis kebutuhan atau masalah yang mencakup (a) pengkajian teori-teori yang relevan, (b) pengidentifikasian informasi, (c) analisis informasi, (d) mendefinisikan/ membatasi masalah, dan (e) merencanakan kegiatan lanjutan.
(b) Tahap Perancangan
Kegiatan pada tahap ini bertujuan untuk merancang penyelesaian masalah yang telah diidentifikasikan pada tahap pertama, Rancangan yang dibuat meliputi suatu proses yang sistematik dengan membagi bagi masalah besar menjadi masalah masalah kecil dengan rancangan pemecahannya masing masing, kemudian pada akhimya semua bentuk solusi dikumpulkan dan dihubung hubungkan kembali menjadi suatu struktur pemecahan masalah secara lengkap
(c) Tahap Realisasi/Konstruksi
Pada tahap ini dibuat prototipe, yaitu rancangan utama yang berdasarkan pada rancangan awal. Dalam konteks pendidikan, tahap kedua dan ketiga di atas disebut tahap produksi.
(d) Tahap Tes, Evaluasi, dan Revisi
Tahap ini bertujuan mempertimbangkan mutu dari rancangan yang akan dikembangkan. Juga membuat keputusan melalui pertimbangan yang matang. Evaluasi mencakup proses menghimpun, memproses dan menganalisis informasi secara sistematis. Hal ini dilakukan untuk menilai kualitas pemecahan yang dipilih. Selanjutnya direvisi kemudian kembali kepada kegiatan merancang, dst. Siklus yang terjadi ini merupakan siklus umpan balik dan berhenti setelah memperolah pemecahan yang diinginkan.
(e) Tahap Implementasi
Pada tahap ini pemecahan telah diperoleh setelah melalui evaluasi. Pemecahan tersebut dianggap memenuhi masalah yang dihadapi. Karena itu pemecahan yang dipilih dapat diimplementasikan atau diterapkan dalam situasi yang sesungguhnya.


2. Pendekatan Pembelajaran Matematika
Ruseffendi (1988: 240), mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah suatu jalan, cara atau kebijakan yang ditempuh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran dilihat dari sudut bagaimana proses atau materi pembelajaran itu, umum atau khusus dikelola. Sedangkan Suherman, (1994: 220) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu Soedjadi (1999: 102), membedakan pendekatan pembelajaran matematika menjadi dua, sebagai berikut.
1) Pendekatan materi (material approach), yaitu proses penjelasan topik matematika tertentu menggunakan materi matematika lain.
2) Pendekatan pembelajaran (teaching approach), yaitu proses penyampaian atau penyajian topik matematika tertentu agar mempermudah siswa memahaminya.
Pendekatan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pendekatan pembelajaran, karena penelitian ini menekankan pada cara penyampaian materi matematika kepada siswa.
3. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
Kata realistik mengacu pada pendekatan dalam pendidikan matematika yang telah dikembangkan di Nederlands (Belanda) selama kurang lebih 38 tahun, yang dimulai sekitar tahun 1970. Pendekatan ini mengacu pada pendapat Freudental (dalam Gravemeijer, 1994), yang menyatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan suatu aktivitas manusia. Ini berarti matematika harus dekat dengan siswa dan matematika harus dikaitkan dengan situasi kehidupan sehari-hari. Matematika sebagai aktivitas manusia sehingga siswa harus diberi kesempatan untuk belajar melakukan aktivitas matematisasi pada topik-topik dalam matematika. Pendekatan semacam ini dikatakan Realistic Mathematic Education (RME).
4. Prinsip Utama PMR
Gravemeijer (1994: 90) menyebutkan tiga prinsip tersebut, yaitu (1) guided reinvention and progressive mathematizing (2) didactical phenomenology dan (3) self-developed models.
a. Guided reinvention and progressive mathematizing. Menurut Gravemijer (1994: 90), berdasar prinsip reinvention, para siswa semestinya diberi kesempatan untuk mengalami proses yang sama dengan proses saat matematika ditemukan. S
b. Didactical phenomenology. Gravemeijer (1994: 90) menyatakan, berdasar prinsip ini penyajian topik-topik matematika yang termuat dalam pembelajaran matematika realistik disajikan atas dua pertimbangan yaitu (i) memunculkan ragam aplikasi yang harus diantisipasi dalam proses pembelajaran dan (ii) kesesuaiannya sebagai hal yang berpengaruh dalam proses progressive mathematizing.
c. Self-developed models, Gravemeijer (1994: 91) menjelaskan, berdasar prinsip ini saat mengerjakan masalah kontekstual siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan model mereka sendiri yang berfungsi untuk menjembatani jurang antara pengetahuan informal dan matematika formal.
5. Karakteristik PMR
Menurut Soedjadi (2001: 3) pembelajaran matematika realistik mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:
a. Menggunakan konteks, artinya dalam pembelajaran matematika realistik lingkungan keseharian atau pengetahuan yang telah dimiliki siswa dapat dijadikan sebagai bagian materi belajar yang kontekstual bagi siswa.
b. Menggunakan model, artinya permasalahan atau ide dalam matematika dapat dinyatakan dalam bentuk model, baik model dari situasi nyata maupun model yang mengarah ke tingkat abstrak.
c. Menggunakan kontribusi siswa, artinya pemecahan masalah atau penemuan konsep didasarkan pada sumbangan gagasan siswa.
d. Interaktif, artinya aktivitas proses pembelajaran dibangun oleh interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan dan sebagainya.
e. Intertwin, artinya topik-topik yang berbeda dapat diintegrasikan sehingga dapat memunculkan pemahaman tentang suatu konsep secara serentak.


6. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan PMR
Langkah – 1. Memahami masalah kontekstual
Pada langkah ini guru menyajikan masalah kontekstual kepada siswa. Selanjutnya guru meminta siswa untuk memahami masalah itu terlebih dahulu.
Karakteristik pembelajaran matematika realistik yang muncul pada langkah ini adalah menggunakan konteks..
Langkah – 2. Menjelaskan masalah kontekstual.
Langkah ini ditempuh saat siswa mengalami kesulitan memahami masalah kontekstual. Pada langkah ini guru memberikan bantuan dengan memberi petunjuk atau pertanyaan seperlunya yang dapat mengarahkan siswa untuk memahami masalah.

Langkah – 3. Menyelesaikan masalah kontekstual.
Pada tahap ini siswa didorong menyelesaikan masalah kontekstual secara individual berdasar kemampuannya dengan memanfaatkan petunjuk-petunjuk yang telah disediakan. Siswa mempunyai kebebasan menggunakan caranya sendiri.
Langkah – 4. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban
Pada tahap ini guru mula-mula meminta siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dengan pasangannya. Diskusi ini adalah wahana bagi sepasang siswa mendiskusikan jawaban masing-masing. Dari diskusi ini diharapkan muncul jawaban yang dapat disepakati oleh kedua siswa.
Langkah – 5. Menyimpulkan
Dari hasil diskusi kelas guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan mengenai pemecahan masalah, konsep, prosedur atau prinsip yang telah dibangun bersama. Pada tahap ini karakteristik pembelajaran matematika realistik yang muncul adalah interaktif serta menggunakan kontribusi siswa.

7. Teori yang Terkait dengan PMR
Berdasar teori Bruner, PMR cocok dalam kegiatan pembelajaran karena pada awal pembelajaran dimungkinkan siswa akan memanipulasi objek-objek yang ada kaitannya dengan permasalahan kontekstual yang diberikan guru. Kemudian pada proses matematisasi vertikal siswa akan memanipulasi simbol-simbol.
Teori belajar bermakna Ausubel sejalan dengan prinsip ketiga dari PMR, yaitu siswa menggunakan cara mereka sendiri dalam memecahkan masalah dan mampu menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan permasalahan yang dihadapi. Jika pengetahuan yang telah dimiliki siswa belum dapat digunakan dalam memecahkan masalah, maka guru perlu membimbing siswa secara terbatas.
Teori belajar Piaget sejalan dengan PMR karena dalam PMR mengutamakan peran siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan atau mengkonstruksi konsep atau cara penyelesaian.
Teori Vygotsky ini sejalan dengan karakteristik keempat PMR, yaitu adanya interaksi antara siswa yang satu dengan yang lain, juga antar siswa dengan pembimbing (guru). Selain itu dalam PMR bantuan yang diberikan guru hanya sebatas pada pertanyaan siswa di awal pemecahan masalah kontekstual yang diberikan guru, sampai siswa memahami maksud soal yang diberikan.

8. Hipotesis
Pengembangan perangkat pembelajaraan matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD Interaktif dikembangkan mengikuti tahapan Plomp, yakni (1) investigasi awal, (2) perancangan, (3) realisasi/konstruksi, (4) pengujian, evaluasi, dan revisi, dan (5) implementasi, akan menghasilkan perangkat pembelajaran yang valid dan efektif. Penerapan perangkat pembelajaran yang efektif sesuai dengan pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR bernatuan CD interaktif pada materi persamaan linear satu variabel ditandai dengan : (1) mencapai tuntas belajar (2) adanya pengaruh variabel keaktifan dan keterampilan proses terhadap hasil belajar dan (3) terdapat perbedaan antara kelas control dan kelas implementasi.





G. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD interaktif ini mengacu pada model pengembangan pendidikan umum dari Plomp (1997) yang terdiri dari beberapa tahap yakni (1) tahap investigasi awal, (2) tahap perancangan (design), (3) tahap realisasi/konstruksi, (4) tahap pengujian, evaluasi dan revisi, dan (5) tahap implementasi. Hasil pengembangan setiap tahap dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
Tahap Investigasi Awal
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi dan kajian terhadap perangkat pembelajaran matematika dengan PMR berbantuan CD interaktif, kurikulum matematika, kondisi siswa dan tuntutan lingkungan terhadap pembelajaran matematika. Berdasarkan pada kegiatan pra survei yang telah dilakukan bersamaan dengan pra survei pengembangan perangkat, telah diperoleh asumsi bahwa (1) aktivitas siswa bisa ditingkatkan dengan siswa menemukan sendiri konsep, (2) kegiatan kelompok dan presentasi yang sebelumnya tidak dikenal siswa bisa dilatihkan dengan pembelajaran matematika dengan PMR berbsntuan CD interaktif, (3) siswa-siswa pada dasarnya bisa mengkomunikasikan ide-ide di depan kelas dengan baik, apabila mereka dibiasakan untuk melakukannya di dalam kelas, dan (4) mereka sebenarnya menyukai cara belajar yang inovatif seperti pembelajaran matematika dengan PMR berbantuan CD interaktif.
Tahap Perancangan
Berdasarkan kajian teori pada tahap investigasi awal, pada tahap ini dirancang perangkat pembelajaran matematika dengan PMR berbantuan CD interaktif. Perangkat pembelajaran yang dirancang adalah RPP, LKS, BAS, THB, dan CD interaktif. RPP yang dirancang memuat pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. LKS dirancang untuk membimbing, mengarahkan dan menuntun siswa dalam menemukan rumus. BAS dirancang untuk membimbing, mengarahkan dan menuntun pemahaman siswa terhadap rumus (konsep), CD interaktif dirancang untuk membimbing, mengarahkan dan menuntun siswa dalam mengerjakan LKS, dan THB dirancang untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap rumus (konsep) yang telah didapatnya. Semua dirancang dengan mengacu pada pembelajaran matematika dengan PMR berbantuan CD interaktif yang dikembangkan.
Tahap Realisasi/Konstruksi
Pada tahap ini dibuat/disusun suatu perangkat pembelajaran yaitu RPP, LKS, BAS, THB dan CD interaktif yang sesuai dengan pembelajaran matematika dengan PMR berbantuan CD interaktif. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dalam tahap ini selanjutnya disebut dengan draf 1 perangkat pembelajaran matematika dengan PMR berbantuan CD interaktif.
Tahap Pengujian, Evaluasi dan Revisi
Pada tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui dua hal, yakni: (1) apakah perangkat pembelajaran (draf 1) yang telah didesain dan disusun secara rinci pada tahap kedua dan ketiga sudah layak menurut pertimbangan ahli, (2) secara praktis dapat diterapkan di kelas, dan (3) apakah tujuannya tercapai. Berikut ini hasil pengembangan perangkat pembelajaran yang diperoleh selama tahap ini.
Rekapitulasi hasil validasi terhadap perangkat pembelajaran dapat dilihat pada berikut.
Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian Validator
No. Perangkat Pembelajaran Validator Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
1 RPP 3,82 4,24 4,16 4,40 16,62 4,20
2 LKS 3,88 3,88 3,90 4,40 16,06 4,01
3 CD Interaktif 3,75 3,85 3,95 3,95 15,40 3,85
4 THB 4,00 4,25 4,00 4,50 16,76 4,188
5 Bahan Ajar 3,21 4,125 4,125 3,75 15,2 3,80

Pada tabel dapat dilihat bahwa rata-rata penilaian validator perangkat pembelajaran berada pada interval 3,40 dan 5,00. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan bahwa perangkat pembelajaran berkriteria baik. Berdasarkan criteria yang telah ditetapkan maka perangkat pembelajaran yang dikembangkan termasuk dalam kategori valid dan sangat valid. Dengan demikian penelitian pengembangan ini telah dihasilkan perangkat pembelajaran yang valid. Sehingga hipotesis pertama telah terbukti.
Tahap Implementasi
Setelah perangkat pembelajaran dilakukan uji coba pada tahap 4 (pengujian, evaluasi dan revisi), sehingga dihasilkan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD interaktif yang valid, kemudian dilanjutkan dengan mengimplementasikan perangkat tersebut pada situasi yang sesungguhnya. Implementasi perangkat pembelajaran dilakukan untuk mendukung implementasi pengajaran dan untuk mengetahui apakah perangkat pembelajaran benar-benar telah sesuai dengan pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD interaktif.
Subjek implementasi (uji coba kedua) dilaksanakan pada kelas VIIC dengan jumlah siswa 32 orang. Tahap uji coba ini dilakukan untuk menguji hipotesis kedua yaitu diperolehnya perangkat pembelajaran matematika dengan efektif, yaitu dengan menguji (a) Ketuntasan hasil belajar siswa dengan KKM yang ditetapkan adalah 6,5 (b) Perbedaan anata kelas kontrol dengan kelas yang terkena implementasi, dan (c) pengaruh keaktifan dan sikap siswa tehadap hasil belajar.
2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil-hasil pengembangan dan diskusi hasil penelitian yang dikemukakan pada bab IV, maka dapat dikemukakan kesimpulan penelitian pengambangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD interaktif pada materi PLSV kelas VII dikembangkan berdasarkan tahapan Plomp (1997), yakni (1) tahap investigasi awal, (2) tahap design/perancangan, (3) tahap realisasi/konstruksi, (4) tahap pengujian, evaluasi dan revisi, dan (5) tahap implementasi. Dalam proses pengembangan dihasilkan sebagai berikut.
a. Perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD interaktif yang dikembangkan valid menurut penilaian ahli.
b. Perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD interaktif materi PLSV kelas VII diiplemtasikan atau diujicobakan dan menghasilkan perangkat pembelajaran yang efektif, dimana siswa mencapai tuntas belajar, ada perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelas implementasi dengan kelas kontrol, dan adanya pengaruh keaktifan dan sikap siswa terhadap hasil belajar.
Sehingga dihasilkan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD interaktif yang valid, dan efektif.
3. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka peneliti mengharapkan:
a. Karena perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR berbantuan CD interaktif, CD interaktif merupakan sumber utama dalam kegiatan pembelajaran, dan agar siswa benar-benar terbantu dalam merealitikan pengetahuannya, sebaiknya CD yang dirancang benar-benar interaktif, bukan sebatas CD interaktif yang dirancang dalam perangkat pembelajaran ini.
b. Pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik hendaknya dikembangkan juga untuk pokok bahasan lainnya agar dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar matematika.
c. Sebaiknya jika pengembangan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian tidak dalam waktu yang bersamaan.
d. Hasil penelitian ini merupakan gambaran dari satu kelas sampel, oleh karena itu perangkat ini dapat diujicobakan lagi pada kelas-kelas lain agar dapat diperoleh perangkat pembelajaran yang lebih baik.

H. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Atwel, B. & Cooper.1998. “The Construction of The Social Contex of Mathematics Clasroom : A Sociolonguistic Analysis”. Dalam Journal for Research in Mathematics Education. Vol 29 No.1 January 1998.hal 63-82
Book Review Lampert, Magdalena & Ball, Deborah Loewenberg (1998). Teaching, multimedia and mathematics: Investigations of real practice. New York: Teachers College, Columbia University. (311-319)
BNSP.2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika SMP/MTs. Jakarta : Depdiknas
Cooney, T. J. (1994). Research and teacher education: In search of common ground.Journal for Research in Mathematics Education, 25, 608–636.

Confrey, J. (1990).What constructivism implies for teaching. In R.B. Davis, C.A. Maher & N. Noddings (Eds.), Constructivist views on the teaching and learning of mathematics, Journal for Research in Mathematics Education Monograph No. 4 (107–124). Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics.
Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Davis. 1996. “One Very Complete View (Though Only One) of How Children Learn Mathematics ” Dalam Journal for Research in Mathematics Education Vol.27. No.1 January 1996. hal. 100-106
De Lange, J. 1987. Mathematics Insight and Meaning. Utrecht: OW & OC.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi. Jakarta : BSNP
Fitriyati, E. (2004). Pengembangan Perangakat Pembelajaran dengan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Topik Uang dalam Perdagangan Kelas I SLTP. Tesis PPs UNESA Surabaya.
Fauzan, A.”Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Tantangan dan Harapan” Makalah disajikan pada Seminar Nasional Realistic Mathematic Education (RME) di Unesa tanggal 24 Pebruari 2001.
Fauzi, A. 2002. “Pembelajaran Matematika Realistik pada Pokok Bahasan Pembagian di SD”. Tesis Magister Pendidikan yang tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Surabaya.
Hadi, S. 2001.”Memperkenalkan RME kepada Guru SLTP di Yogyakarta”. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Realistic Mathematic Education (RME) di Unesa tanggal 24 Pebruari 2001.
Gafur. 1989. Disain Instruksiona. Solo: Tiga Serangkai.
Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hudojo, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Kemp, J.E. alih bahasa: Asril Marjohan (1994).Proses Perancangan Pengajaran. Bandung: ITB Bandung.

Marpaung, Y. 2001. Prospek RME untuk Pembelajaran Matematika. Makalah disajikan pada Seminar Nasional RME di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tanggal 14 – 15 Nopember 2001.
Mudhofir. 1987. Teknologi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nur. 2001. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran dalam Rangka Menunjang Implementasi Kurikulum 1994 di Indonesia dan Malaysia”. Makalah disajikan pada Improving Teaching Proficiency of Indonesia Junior and Senior Secondary Science Teachers di Seameo-Recsam Penang Malaysia tanggal 14-18 Maret 1998.
Russeffendi. 1988. Dasar-Dasar Matematika Modern. Bandung: Transito.
Slameto. 1980. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, R.E. 1994. Educational Psychologi: Theory and Practice. 4th Ed. Massachutssets: Allyn and Bacon Publishers.
Soedjadi, R. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Soedjadi, R. 2001a. “Memantapkan Matematika Sekolah sebagai Wahana Pendidikan dan Pembudayaan Penalaran”, Media Pendidikan Matematika, IKIP Surabaya.
Suhardjono.1997. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Depdikbud
Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Jakarta: Kanisius.
Suparman, A. 1996. Disain Instruksional. Jakarta: Depdikbud.
Suwarsono, St. 2001. “Beberapa Permasalahan yang Terkait dengan Upaya Implementasi Pendekatan Matematika Realistik di Indonesia”. Makalah di sampaikan pada Seminar Nasional tentang Pendidikan Matematika Realistik. Universitas Sanata Dharma tanggal 14 – 15 Nopember 2001.
Thiagarajan, Sivasailam, Semmel, S. Semmel, Melvyn L.1974. Instroductional Development for Training Teachers of Exceptional Children, A Source Book, Blomington: Center of Inovation on Teaching the Handicapped. Minnepolis: Indiana University.
Tim MKPBM Jurusan Pend. Matematika. 2001. Common Text Book STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEMPORER. Bandung : JICA – Universitas Pendidikan Indonesia
Treffer. 1991. Didactical Background of a Mathemetics program for Primary Education. Dalam Streefland, L. (Ed). Realistic Mathematics Education in Primary School. Utrecht:  Press.
Waluya, S. B. 2006. Multimedia Pembelajaran. Handout perkuliahan Program Magister Program Studi Matematika. Semarang: Unnes.
Winataputra, U.S,E., Kusumah, Y., Soedjana,W., Wahyudin. 1992. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Zulkardi. 2002. “Pendidikan Realistik Matematika Indonesia Perkembangan dan Permasalahan”. Makalah disampaikan pada tanggal 22-25 Juli 2002, Malang.
Van den Heuvel-Panhuizen. 1998. Realistic Mathematics Education Work in Progress. http://www.fi.nl/ ……2000. Mathematics Education in the Netherlands a Guided Tour. http://www.fi.uu.nl/en/indexpulicaties.html.
Yuliono, 2004. Pengembangan Perangakat Pembelajaran dengan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Persamaan Linear Satu Variabel Kelas 1SLTP. Tesis PPs UNESA Surabaya.